Sabtu, 21 Maret 2009

Tanggung Jawab PAK

TANGGUNG JAWAB PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN (PAK)

4 Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! 5 Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 6 Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7 haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 8 Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, 9 dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.

Ul 6:4-9

Di sebuah kota kecil Banyumas, beberapa Tahun lalu, ketika penulis masih melayani di sebuah gereja di Banyumas, ada seorang ibu yang anaknya aktif melayani. Ketika penulis berkunjung ke rumah mereka, ibu ini mengeluh dan memarahi anaknya dengan mengatakan: ”sia-sia kamu kegereja, aktif kegereja, tetapi kelakuamu tidk baik di rumah. Apa saja sih yang dikerjakan digereja? Kok anak saya tidak ada perubahan! Apa saja sih yang dibuat para pelayannya?”

Pengalaman seperti tersebut di atas, bukan pengalaman baru bagi para hamba Tuhan, atau guru-guru agama. Para orang tua biasanya dengan mudah melemparkan tanggung jawab Pendidikan Agama Kristennya kepada guru agama atau gereja. Jika kemudian anaknya bertumbuh menjadi anak yang nakal, tidak beriman, yang dipersalahkan adalah guru agama, atau guru sekolah minggu. Melempar tanggung jawab ini adalah sikap yang tidak benar, sesuai dengan firman Tuhan, sebab tanggung jawab sesungguhnya ada pada mereka.

Ayat di atas ini merupakan ayat yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan gereja. Ayat ini menegaskan bahwa tanggung jawab pelaksanaan Pendidikan Agama Kristen terletak dalam keluarga, yaitu orang tua. Gereja maupun sekolah (guru agama) tidak bertujuan mengambil alih tanggung jawab ini, tetapi membantu dan memfasilitasi keluarga agar dapat melaksanakan tanggung jawabnya, dengan mendorong, memperlengkapi, merekayasa situasi demi terlaksananya tugas ini.

Jika banyak orang tua yang tidak melaksanakan tanggung jawab ini, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkannya:

  1. Orang tua tidak mengerti bahwa tanggung jawab pendidikan agama Kristen adalah tanggung jawabnya.
  2. orang tua tidak mengerti caranya melaksanakan tugasnya, meskipun dia ingin.
  3. gereja tidak mengajarkan secara benar tugas tanggung jawab ini, kepada para orang tua.
  4. gereja tidak memperlengkapi para orang tua agar dapat melaksanakan tugas ini.

Alasan-alasan lain mungkin ada, tetapi alasan-alasan ini merupakan sebagian besar penyebab tidak dilaksanakannya PAK dalam keluarga.

Tanggung jawab gereja dan guru-guru agama dalam hal ini bukan mengambil alih tugas tanggung jawab tersebut. Jika orang tua tidak tahu caranya bagaimana melaksanakan PAK dalam keluarga maka gereja perlu melengkapi para orang tua agar melaksanakan PAK dalam keluarga. Jika orang tua tidak memiliki pengertian atau kesadaran mengenai pentingnya PAK dalam keluarga, maka gereja perlu mendorong, memberi pengertian, mengajar para orang tua agar melaksanakan tugas tanggung jawab ini.

Berdasarkan ayat di atas, maka pihak yang pertama kali di tuntut Tuhan jika ada generasi muda melenceng dari iman karena tidak mendapatkan pelayanan PAK adalah para orang tua. Tetapi jika para orang tua tidak melaksanakan PAK dalam keluarga, pihak yang dituntut Tuhan adalah gereja, guru-guru sekolah minggu, guru-guru agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar