Kamis, 25 Maret 2010

Aktivasi Otak Tengah

Akhir-akhir ini marak dengan kegiatan untuk mengaktifkan otak tengah. Hal ini di dasari pemikiran bahwa otak tengah manusia selama ini tidak aktif maka perlu diaktifasi. Orang-orang yang mampu mengaktifasi otak tengahnya akan memiliki kecerdasan dan moral yang lebih baik, karena terjadi keseimbangan antara otak kanan dan otak kiri. Dampaknya adalah seseorang mampu melihat dengan mata tertutup. Membaca buku tanpa perlu membuka buku, dan memprediksi peristiwa yang akan terjadi. Tetapi apakah dasar pemikiran ini benar?
Saya bukan seorang ahli dalam bidang neurology, dan juga bukan ahli dalam bidang psikology. Namun saya mencoba berpikir kritis dan rasional. Saya coba menggali seputar informasi mengenai otak tengah.
Struktur otak manusia adalah Pertama adalah cerebral cortex fungsinya adalah Pemikiran, Gerakan Sukarela, Bahasa, Penalaran, Persepsi. Kedua adalah cerebellum disebut juga fungsinya adalah gerakan, keseimbangan, postur. Ketiga adalah batang otak. Fungsinya adalah pernafasan, detak jantung dan tekanan darah. Keempat adalah Hipotalamus yang sebesar kacang berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, emosi, kelaparan, haus circadian Rhythms. Kelima adalah thalamus yang berfungsi sebagai sensor pengolahan, dan gerak. Keenam adalah daerah limbic. Daerah ini berfungsi untuk mengatur emosi, dan memori. Ketujuh adalah hippocampus yang berfungsi untuk belajar dan memori. Kedelapan adalah bangsal ganlia yang berfungsi untuk koordinasi gerakan. Dan yang kesembilan adalah midbrain atau otak tengah fungsinya adalah mencakup penglihatan, pendengaran, gerakan mata, dan gerakan tubuh.
Berarti fungsi otak tengah adalah pada penglihatan, pendengaran, gerakan mata dan gerakan tubuh. Yang menjadi suatu pertanyaan bagi saya adalah , jika benar seperti yang dikatakan bebarapa pihak mengatakan bahwa otak tengah manusia tidak aktif maka perlu diaktifasi, maka tentu tidak mampu melihat, mendengar, juga gerakan mata menjadi tidak teratur. Atau mungkin aktifasi yang dimaksud sebuah terminology yang khusus dalam sebuah istilah tertentu.
Misalnya istilah dalam dunia komunikasi aktifasi kartu HP, berarti kartu sebelumnya tidak aktif dan tidak bisa digunakan setelah diaktifasi baru bisa digunakan. Atau aktifasi cakra dalam diri manusia yang bisa menghasilkan kekuatan supernatural. Istilah ini banyak digunakan oleh gerakan zaman baru. Oleh karena itu, istilah aktifasi sendiri masih merupakan sebuah pertanyaan yang perlu di jawab.
Yang saya masih belum puas adalah belum saya dapat info yang membuktikan perubahan dalam struktur otak tengah setelah aktifasi. saya coba cari lewat browsing di internet juga saya belum dapat.
Saya mencoba menelusuri lewat internet. Dari beberapa situs yang menawarkan aktifasi otak tengah terutama kepada anak-anak. Tidak menjelaskan secara jelas bukti riil aktifasi otak tengah selain dari hasilnya yaitu bisa melihat dengan mata tertutup/ melihat tanpa menggunakan fungsi saraf penglihatan, bisa menebak kartu. Tetapi bukti bahwa bisa melihat dengan mata tertutup, bisa memprediksi/meramalkan hal-hal yang akan terjadi apakah benar aktifitas otak tengah atau bukan masih belum jelas. Dan mengapa tidak diberikan bukti ilmiah seperti perubahan struktur otak tengah setelah mengalami aktifasi adalah pertanyaan yang patut diajukan.
Ada lagi pertanyaan yang menggelitik pikiran rasional saya, yaitu: mampu melihat tanpa menggunakan syaraf penglihatan apakah itu merupakan bukti bahwa otak yang mengatur syaraf penglihatan berfungsi optimal atau malahan sebaliknya menjadi tidak berfungsi?
Saya coba baca artikel-artikel mengenai Blind Fold Reading sebagai bentuk kerja otak tengah. artikel-artikel ini mengatakan bahwa hal ini adalah ilmiah, berdasarkan penelitian, tetapi tidak satupun memberikan bukti-bukti ilmiah yang jelas, dan terpercaya. Bukti penelitian juga tidak disertakan. Hal ini yang membuat saya bertanya-tanya.
Pertanyaan-pertanyaan berikut ini yang muncul dalam benak saya;
1. Apakah melihat tanpa menggunakan mata padahal punya mata banyak berpengaruh signifikan dalam keberhasilan dan kebahagiaan hidup seseorang?
2. Apakah benar tidak ada effect samping psikologis dalamjangka panjang jika benar memang ada aktifasi instant otak secara paksa?
3. Mengapa para orang tua mau begitu mudah menjadikan anak-anak mereka bahan uji coba tanpa tahu effect sampingnya?
4. Mengapa disertakan bukti-bukti ilmiah seperti perubahan dalam struktur otak, hasil penelitian, siapa peneliti yang melakukan?
5. Para pelatih aktifasi otak tengah tidak memberikan bio data akademik mereka, sehingga pembaca tidak mampu mengenali apakah informasi mereka memang layak dipercaya?
6. Mengapa orang-orang yang super jenius tidak bisa Blind Fold Reading? (orang-orang yang dikategorikan Jenius tidak ada yang bisa membaca dengan mata tertutup, misal Einstein, Farady, Alfa Edison, Newton, Mozzard, Feurbach, Bethoven, dll). Faktanya banyak mentalis (dalam dunia sulap) yang bisa Blind Fold Reading tidak jenius?
7. Apakah benar peningkatan prestasi anak-anak yang ikut kegiatan ini dikarenakan menjadi jenius, atau karena muncul kemampuan meramal jawaban saja?
8. Mengapa begitu mudah orang tersihir dengan istilah genius? Apakah membaca tanpa mata tanda kegeniusan seseorang?
Dari perenungan rasional ini saya berkesimpulan bahwa kemampuan membaca tanpa mata sebagai aktifitas otak tengah sifatnya masih hipotesis.
Membaca tanpa mata belum terbukti signifikan meningkatkan kecerdasan anak. (apakah membaca tanpa mata merupakan bentuk kecerdasan?)
Akhirnya sebelum mengakhiri tulisan ini, ada istilah teliti sebelum membeli. Jangan terbius kata-kata ilmiah, penelitian, genius, dan lain-lain. Jangan jadikan anak sebagai kelinci percobaan ambisi orang tua.