Jumat, 01 Mei 2009

TIPE MANUSIA

TIPE-TIPE MANUSIA DALAM PENDIDIKAN

Setiap manusia memiliki response yang berbeda-beda dalam setiap mendapat informasi dari luar, lebih-lebih lagi informasi yang bersifat persuasive terhadap dirinya. Pendidikan adalah upaya merubah manusia memberikan informasi yang bersifat persuasive, dengan berbagai metode yang memungkinkan agar manusia mengalami perubahan. Dari tipe-tipe response itu dapat digolongkan-golongkan untuk mempermudah analisa metode seperti apa yang tepat bagi perkembangan individu.

1. Tipe Angin.

Tipe angin adalah seperti karakter angin, tidak bisa dibentuk. Tetapi selalu mengalir ketempat yang lebih panas. Oleh karena itu manusia tipe ini tidak bisa di didik dengan diberi komando, diperintah, diatur sedemikian rupa. Cukup dia diberi tantangan, maka ia akan mencoba belajar sendiri, karena merasa tertantang. Tipe ini perlu diberi fasilitas dan situasi yang menantang, maka ia akan mengembangkan dirinya, dan mencapai keberhasilan lebih besar dari pada ia di arahkan, di ajar, diatur. Banyak orang yang sukses tanpa melalui pendidikan formal, bahkan mungkin dia orang yang berhenti sekolah, karena dirasanya ia terlalu ditekan atau dikekang oleh aturan-aturan sekolah. Tipe seperti ini jika dipaksa memasuki sekolah yang formal malah tidak akan menghasilkan kemampuan yang besar, karena ia akan memberontak dari aturan sekolah formal. Jika toh ia mengikuti aturan yang ada, maka ia akan melaksanakan dengan setengah hati, sehingga hasilnya tidak maksimal. Tipe manusia seperti ini memerlukan pendekatan filsafat pendidikan humanisme dan dalam suasana non formal agar bisa berkembang, seperti deskoling.

2. Tipe Tanah.

Tanah agar memberi hasil yang baik perlu diolah, diberi benih-benih yang baik, dirawat, dijaga dengan baik. Mendidik orang dengan tipe-tipe seperti ini tidak bisa guru bertindak sebagai fasilitator dan motivator saja. Agar pebelajar dengan tipe ini dapat berkembang baik, perlu diolah, diatur, diarahkan, diperhatikan, diberi pengetahuan-pengetahuan tertentu yang sudah dipikirkan oleh pendidik. Ia tidak bisa hanya dengan diberi arahan-arahan, disuruh mencari sendiri sumber-sumber pengetahuan, kemudian memaknainya. Ia hanya bisa menerima apa yang diberikan oleh pendidiknya. Tipe ini tidak bisa dididik dengan menggunakan pendekatan konstruksionisme, tetapi behaviorisme.

3. Tipe Api.

Api tidak bisa ada dengan sendirinya. Ia membutuhkan orang yang menyalakannya. Ia perlu bahan bakar. Ia perlu oksigen. Orang dengan tipe ini perlu mendapat dorongan yang kuat agar bisa berubah dan bertumbuh. Ia mau belajar jika ia terus menerus didorong. Dorongan yang berlebihan akan mematikan api, tetapi jika kurangnya dorongan, api tidak akan menyala. Ia juga perlu diberi fasilitas sebagai bahan bakar agar bisa terus menyala. Tipe Api juga tidak bisa diatur dengan ketat, ia hanya bisa didorong dan diarahkan. Ia akan mencari bentuknya sendiri. Pendekatan konstruksionisme dapat digunakan untuk tipe ini. Pendekatan hukuman dan penghargaan tidak bisa digunakan dalam tipe ini.

4. Tipe Logam.

Untuk membentuk logam, ia harus dipanaskan agar bisa ditempa, atau dipanaskan sampai mencair, kemudian kemudian baru bisa dibentuk. Dorongan tidak akan membawa ia dalam perubahan tingkah laku. Pendekatan yang tepat untuk manusia ini adalah pendekatan punishment and reward. Filsafat yang tepat digunakan adalah behaviorisme untuk membentuk manusia tipe ini.

5. Tipe Kayu/pohon.

Pohon akan mencari bentuknya sendiri jika diberi perawatan, dan pemeliharaan yang tepat. Pohon juga bisa dibentuk. Manusia tipe ini, sangat fleksibel. Ia bisa bertumbuh baik jika diberi perawatan yang memadai dan asupan yang seimbang. Tetapi juga bisa jika masuk dalam situasi yang penuh dengan aturan, formal, dan penuh dengan arahan. Hanya saja biasanya tipe ini berkembangnya sangat terbatas jika media tempatnya berada tidak sesuai dengan karakteristiknya. Semua jenis pendekatan perlu digunakan agar ia bertumbuh secara maksimal.

6. Tipe Air.

Air selalu mengalir kearah yang lebih rendah. Ia akan berubah menjadi seperti benda yang mewadahinya. Air tidak bisa digengam erat, tetapi bisa ditampung. Manusia dengan tipe air tidak bisa dididik dengan aturan dengan ketat. Sebaliknya manusia tipe ini hanya perlu dibawa kedalam sebuah situasi atau keadaan yang memungkinkan ia menjadi bertumbuh. Lingkungan yang baik akan sangat menolong manusia tipe air bertumbuh menjadi seperti lingkungannya. Sebaliknya lingkungan yang kurang baik menyebabkan ia mudah menjadi seperti lingkungannya yang tidak baik. Orang dengan tipe air tidak bisa diberi tantangan, akan menyebabkan ia mendidih dan menguap. Juga tidak bisa tanpa tantangan, ia akan membeku. Ia perlu suasana yang kondusif, nyaman, sedang-sedang saja.

Ke-enam tipe ini perlu diperhatikan dalam metode mendidik setiap individu. Filsafat pendidikan yang sesuai bagi seseorang belum tentu tepat dan berhasil untuk mendidik orang lain. Tulisan ini bermaksud memberi masukan untuk pengembangan teori-teori pendidikan yang sekarang mengarah kepada pendidikan yang konstrutif, dan cenderung menolak behavioristik, tetapi sesungguhnya baik konstruktionisme maupun behaviorisme sama-sama bisa digunakan sesuai dengan tip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar